Saturday, May 16, 2015

Afasia

AFASIA

Afasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa. Afasia merupakan suatu gangguan bahasa yang disebabkan oleh disfungsi otak. Afasia merupakan sindrom yang didapat dan terbanyak akibat stroke. Beberapa pola afasia yang berbeda telah dikenal dan berhubungan dengan lesi-lesi pada daerah anatomi yang spesifik. Afasia secara individual memiliki komplikasi, prognosis dan terapi yang berbeda. Aphasia secara umum dibagi dua yaitu, afasia motorik dan afasia sensorik.  
Berikut beberapa jenis  afasia :

1. Afasia broca (motorik)
Afasia broca adalah ketidakmampuan untuk berbicara, mengeluarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara kemampuannya untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Dalam sumber lain, afasia broca diartikan sebagai suatu sindrom afasia tidak lancar yang ditandai oleh keluaran verbal yang terganggu dari yang sama sekali tidak mampu mengeluarkan kata sampai kesulitan menemukan kata dan memerlukan upaya untuk dapat mengucapkan kata, terjadi parafasia semantic, parafasia literal (fonemik) dan agramatikal. Fungsi pengertian bahasa yang dikuasai normal, repetisi, penamaan, membaca dengan suara keras dan menulis juga terganggu.

Lesi yang berhubungan dengan sindrom afasia broca mencakup girus frontal inferior dan daerah didekat operculum serta insula pada daerah yang mendapat sirkulasi dari arteri serebri media.

2.  Afasia motor tanskortikal
Afasia motor transkortikal ditandai oleh keluaran verbal tidak lancer, pengertian auditorik normal, tetap memiliki kemampuan repetisi disamping ucapan spontan yang tidak lancar, kemampuan membaca yang bervariasi juga kemampuan penamaan dan menulis yang buruk. Ekolalia dapat terjadi dan mungkin terdapat parafasia fonemik dalam percakapan penderita. Sindrom ini menyerupai afasia broca, kecuali dalam hal repetisi, karena repetisi dipertahankan dan kemampaun membaca keras sedikit terganggu. Lesi yang biasanya menyertai afasia motor transkortikal meliputi infark pada area motor tambahan dan girus singuli yang berdekatan pada distribusi arteri serebri media di lobus frontalis kiri.

3. Afasia global
Penderita afasia global mengalami gangguan secara jelas pada seluruh aspek fungsi bahasa, mencakup keluaran verbal spontan, pengertian, repetisi, penamaan, membaca dengan suara keras, pengertian dalam membaca dan menulis. Seringkali verbalisasi spontan hanya seperti “ya, ya, ya” mskipun beberapa pasien dapat mengucapkan pengulangan kecil dari frase yang telah dipelajari (rumah, tidak) yang dapat digumamkan dengan fasih dan banyak penderita afasia global yang dapat mengutuk dengan mudah saat marah.

Banyak penderita afasia global akan mengikuti keseluruhan perintah utuh (bangun, duduk), dapat membedakan bahasa asing dan percakapan omong-kosong, dapat menilai infleksi secara memadai untuk membedakan pertanyaan dan perintah, dpat mengenali nama orang dan peristiwa penting yang relevan secara personal, baik yang disebut maupun yang ditulis dan akan menolak bahasa tertulis yang ditampilkan terbalik meskipun pengertiannya sangat parah terganggu.

Lesi yang umumnya menyebabkan afasia gobal adalah infark berukran besar yang terletak di sebelah kiri yang meliputi keseluruhan daerah arteri serebri media.

4. Afasia transkortikal capuran (isolasi)
Afasia transkortikal campuran atau afasia isolasi merupakan sindrom afasia yang jarang yaitu ditemukan kombinasi afasia motor transkortikal dan afasia sensoris transkortikal, hanya meninggalkan kemampuan paradox untuk mengulang. Pada beberapa kasus pengulangan apa saja yang pemeriksa katakan merupakan keluaran verbal yang terlihat, sementara pada kasus yang lain verbalisasi tidak lancar dan bahkan kemampuan penamaan normal.

Terdapat tiga lesi yang telah dihubungkan dengan afasia transkortikal campuran. Pada beberapa penderita terdapat kerusakan pada daerah berbentuk bulan sabit yang meliputi aspek lateral hemisfer tetapi menyisakan korteks perisylvian. Tipe lesi kedua dnegan infark di daerah arteri serebri anterior, megenai daerah kortikal yang luas dan mneyisakan korteks perisylvian, tipe lesi ketiga secara simultan mempengaruhi daerah linguistic posterior dan lobus frontalis atau sirkuit frontal-subkortikal.

5. Afasia wernicke (sensorik)
Afasia wernickne adalah adalah ketidakmampuan untuk mengerti pembicaraan orang lain, namun masih mampu mengeluarkan perkataan dengan lancar, walau sebagian diantaranya tidak memiliki arti, tergantung dari luasnya kerusakan otak.

Dalam keadaan patologik, lesi yang berhubungan dengan afasia wernickne meliputi bagian sepertiga posterior dari girus temporalis superior kiri, tetapi jarang berbatas tegas pada daerah ini dan sering kali mengenai area parietal inferior serta temporal yang berdekatan. Penderita afasia wernickne mengalami infarka serebral akibat oklusi vaskuler dan yang terbanyak diakibatkan oleh emboli yang berasal dari jantung

6.  Afasia sensorik transkortikal
Pada afasia sensorik kortikal kemampaun untuk mengulangi dapat dipertahnkan, penderita mampu mengulangi kalimat dan frase yang panjang tetapi tidak dapat memahaminya. Percakapan spontan tidak berisi, berpiutar-putar. Pada afasia ini, lesi fokal mengenai girus angularis dominan, girus tempolaris midposterior dan jaras subtantia alba perientrikuler dari ismus temporalis yang mendasari area kortikal ini.

7. Afasia konduksi
Afasia konduksi merupakan sindrom afasia fasih yang unik, yaitu pengertian secara relative masih normal dan repetisi secara disproposional terganggu. Pasien masih mampu membaca dan dapat mengerti bacaaan. Pada afasia ini, lesi terjadi secara tipikal pada fasikulus arkuatus pada operculum parietal kiri.

8. Afasia anomik
Anomia merupakan suatu indicator nonspesifik pada disfungsi otak dan tidak memiliki makna lokalisasi. Tiga tipe primer anomia terjadi pada sindrom afasik, yakni anomia produksi kata, anomia seleksi kata, anomia semantik. Anomia produksi kata ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan kata. Adapaun anomia seleksi kata yaitu kegagalan untuk bereaksi terhadap petunjuk-petunjuk fonemik tetapi memiliki utuh untuk mengenali kata jika diberikan. Sedangkan anomia semnatik adalah gangguan pada kemmapuan terhadap nama, tidak bereaksi terhdap petunjuk dan tidak mengenali kata yang disebutkan.

Hal lainnya terkait gangguan fungsi luhur antara lain :
a.  Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena kerusakan otak. Dibedakan dari Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu Verbal alexia adalah ketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat membaca huruf. Lateral alexia adalah ketidakmampuan membaca huruf, tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadi ketidakmampuan keduanya disebut Global alexia.
b.   Agraphia adalah hilangnya kemampuan menulis akibat adanya kerusakan otak.
c.  Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan mengenal angka setelah terjadinya kerusakan otak.
d.  Right-Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah sejumlah tingkat kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang sesuai dengan perintah atau menirukan gerakan-gerakan tertentu. Kelainan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita tidak boleh melihat jarinya).
e.   Hemi spatial neglect (Viso spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuan melaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang.
f.   Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibat kerusakan pada kortex motor dan premotor dari hemisphere dominan yang menyebabkan terjadinya gangguan bicara.
g.   Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada trauma capitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi pengangkatan massa di otak.
h.   Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah kemampuan.


Daftar Pustaka :
1.  Misbach, Yusuf, dkk. 2011. Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta : Badan Penerbit FK UI

2.   Sinaga, Sri Andriany. 2010. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006. Dibuka pada website http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16617 pada tanggal 17 Mei 2015 pukul 00.50



SEMOGA BERMANFAAT

By. Zr. Anggi

Afasia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment